Kopi, sebagai stimulan, diketahui dapat meningkatkan energi dan kejernihan pikiran. Ini menjadikannya pilihan populer untuk diminum di pagi atau siang hari guna mendukung fokus kerja.
Namun, reaksi terhadap kafein berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang tidak terpengaruh meski telah minum beberapa cangkir, sementara yang lain malah merasa lelah dan mengantuk pasca konsumsi.
Bagi Anda yang pernah mengalami kelelahan atau kantuk setelah menyeruput kopi, mungkin bertanya-tanya penyebabnya. Berikut ini beberapa alasan yang mungkin menjelaskan fenomena tersebut.
1. Kopi dan Pengaruhnya terhadap Adenosin
Adenosin adalah zat kimia dalam sistem saraf pusat yang berperan dalam mengatur siklus tidur-bangun. Selama hari berlangsung, tingkat adenosin bertambah, secara bertahap memicu rasa kantuk dengan menekan aktivitas neuron di otak depan basal. Tingkat adenosin ini menurun saat kita tidur (Annals of Medicine, 1999).
Mengonsumsi kopi menyebabkan kafein diserap oleh lambung dan usus kecil, kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Di otak, kafein berikatan dengan reseptor adenosin.
Penelitian menunjukkan bahwa ketika kafein terikat pada reseptor adenosin, otak berhenti memproses adenosin meskipun produksinya berlanjut (Current Neuropharmacology, 2009). Akibatnya, ketika efek kafein mereda, penumpukan adenosin yang terjadi akan berikatan dengan reseptor di otak, yang pada akhirnya menyebabkan kantuk.
2. Gula dalam Kopi dan Lonjakan Energi
“Menambahkan gula ke dalam kopi dapat menyebabkan lonjakan energi sementara. Jika Anda terbiasa memasukkan gula, baik itu gula pasir, krim, atau sirop, Anda mungkin akan mengalami ‘sugar crash’ setelahnya. Tubuh memproses gula lebih cepat dibandingkan kafein, sehingga setelah gula tersebut habis digunakan, Anda akan merasakan penurunan energi.
Kecepatan terjadinya ‘sugar crash’ ini beragam pada setiap orang, namun biasanya terjadi dalam waktu 90 menit setelah konsumsi gula, menurut The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism (2011).”
3. Sifat Diuretik Kopi
“Kopi dikenal memiliki sifat diuretik, yang berarti dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil. Konsumsi kopi dalam jumlah moderat biasanya tidak menimbulkan efek samping. Akan tetapi, mengonsumsi lebih dari empat cangkir kopi dapat membuat Anda buang air kecil lebih sering.
Seperti yang dikutip dari MedlinePlus, kehilangan cairan tubuh lebih banyak daripada asupan dapat menyebabkan dehidrasi, yang ditandai dengan rasa lelah, mengantuk, haus, mulut kering, pusing, dan kulit yang kering.”
4. Kontaminasi Jamur dalam Kopi
Salah satu alasan mengapa kamu mungkin merasa lelah dan mengantuk setelah minum kopi adalah kontaminasi jamur. Sebuah penelitian yang memeriksa sampel kopi menemukan keberadaan mikotoksin, produk dari jamur mikro (Journal of the Science of Food and Agriculture, 2017).
Paparan mikotoksin ini dikaitkan dengan kelelahan kronis, di mana penderitanya akan merasa cepat lelah meskipun telah beristirahat, dan mungkin juga mengalami gangguan tidur. Gejala lain dari kelelahan kronis yang disebabkan oleh kontaminasi jamur termasuk pusing serta kesulitan dalam berpikir atau berkonsentrasi.
5. Pengaruh Kafein terhadap Stres
Stres dapat membuat kita kesulitan tidur di malam hari dan merasa lelah di siang hari. Ketika kamu merasa stres, mungkin ada keinginan untuk tidur sebagai respons terhadap pengalaman stres tersebut. Stres adalah reaksi tubuh terhadap hormon kortisol, yang menjaga tubuh tetap waspada menghadapi pemicu stres. Epinefrin, yang juga dikenal sebagai adrenalin, adalah komponen lain dari respons stres tubuh. Ketika epinefrin mengalir ke seluruh tubuh, detak jantung meningkat dan pernapasan menjadi lebih cepat untuk mempertajam kewaspadaan.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Ohio State University pada tahun 2017 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa konsumsi kafein dapat menggandakan kadar epinefrin dan kortisol, baik pada individu yang secara rutin mengonsumsi kafein maupun yang tidak. Hal ini menunjukkan bahwa kamu dapat merasa stres setelah minum kopi, dan tubuh mungkin menginterpretasikan stres tersebut sebagai rasa kantuk.
6. Reaksi Tubuh terhadap Kafein
Seperti yang dijelaskan di laman Purewow, reaksi setiap orang terhadap kafein berbeda-beda. Beberapa orang memiliki sensitivitas lebih tinggi, sehingga efek yang dirasakan setelah meneguk beberapa sloki kopi bisa sebanding dengan meminum lima atau enam cangkir kopi. Orang-orang dengan sensitivitas tinggi terhadap kafein cenderung memetabolismenya lebih lambat, dan efeknya dapat bertahan selama beberapa jam.
Faktor genetik juga mempengaruhi cara tubuh memetabolisme kafein. Setiap individu berinteraksi dengan kafein secara unik, tergantung pada berbagai faktor. Contohnya, mereka yang mengidap gangguan kecemasan mungkin merasakan peningkatan gejala negatif saat mengonsumsi kafein.
Gejala sensitivitas kafein lain termasuk peningkatan denyut nadi, sakit kepala, kegelisahan, kelelahan, dan gangguan tidur.
7. Toleransi terhadap Kafein
Toleransi terhadap kafein dapat berkembang seiring berjalannya waktu bagi mereka yang rutin mengonsumsi kopi. Sebuah studi menunjukkan bahwa orang dewasa yang aktif secara fisik mengalami penurunan efek kafein setelah mengonsumsinya secara teratur selama 15 hari (PLoS One, 2019).
Oleh karena itu, jika kamu mengonsumsi kopi di siang hari untuk meningkatkan energi dan menghindari rasa kantuk, mungkin kamu tidak akan merasakan peningkatan energi tersebut dan tetap merasa mengantuk meskipun sudah meminum kopi. Namun, penelitian mengenai toleransi kafein masih belum sepenuhnya konklusif.
Itulah beberapa alasan mengapa kamu bisa merasa mengantuk setelah minum kopi. Sebagai stimulan yang kuat, penggunaan kopi harus diawasi dengan baik. Jika kamu merasa mengantuk setelah minum kopi atau mengalami efek samping seperti pusing dan gelisah, sebaiknya kurangi konsumsi kopi Anda.
No Comment! Be the first one.