Sejarah di Nusantara banyak mencatat perempuan yang sukses menjadi pemimpin. Baik sebagai kepala pemerintahan maupun pemimpin pergerakan bangsa Indonesia. Salah satu contoh sosok perempuan yang berhasil menjadi pemimpin di era kemerdekaan adalah mantan presiden Indonesia ke 5, yaitu Megawati Soekarnoputri. Namun, menjadi seorang pemimpin di era sebelum kemerdekaan tentunya memiliki tantangan tersendiri. Bukan hal yang mudah untuk bisa menggerakkan rakyat Indonesia di tengah-tengah para penjajah yang berkuasa. Tetapi, beberapa tokoh berikut ini membuktikan bahwa perempuan telah mampu berkontribusi terhadap pergerakan kebangkitan bangsa dan berhasil dikenang sebagai sosok pahlawan Nasional Indonesia.
1. Nyi Ageng Serang

Bernama asli R.A. Kursiah Retno Edhi dan lahir pada tahun 1752 di Serang, dekat Purwodadi, Jawa Tengah, Nyi Ageng Serang merupakan putri dari Pangeran Natapraja yang pernah mendampingi Sultan Hamengkubuwono I bertempur melawan Belanda. Nyi Ageng Serang pernah turut memimpin pasukan untuk menahan serangan Belanda, namun ia tertawan dan di bawa ke Yogyakarta. Nyi Ageng Serang berusaha memberontak terhadap Belanda karena membenci tindakan pemerintah Belanda yang merendahkan harga diri dan kehormatan raja-raja di Jawa. Meskipun sudah berusia 73 tahun, ia tetap ikut bergabung dengan pasukan Diponegoro sebagai pinisepuh saat perang Diponegoro terjadi sekitar tahun 1825 – 1830.
2. Martha Christina Tiahahu

Martha Christina Tiahahu memang memiliki bentuk perjuangan yang sederhana karena sikapnya yang tegas tidak mau bekerjasama dengan pihak kolonial. Perempuan ini merupakan salah satu pahlawan yang belum banyak diketahui oleh rakyat Indonesia. Ia adalah putri dari Paulus Tiahahu dan ibunya bernama Sina dan dilahirkan di daerah Nusa Laut, kepulauan Maluku. Keberanian pahlawan yang diberi julukan Mutiara dari Nusa Laut ini, mulai terlihat ketika terjadi perang Pattimura pada tahun 1817. Thomas Matulessy menginzinkan Marta Tiahahu memanggul senjata meskipun sebelumnya sang ayah tidak mengizinkan ia ikut dalam pertemuan dengan pihak kolonial.
3. Siti Walidah Ahmad Dahlan

Hj. Siti Walidah Ahmad Dahlan berhasil membimbing dan memimpin kaum perempuan Islam Indonesia mencapai cita-cita kemerdekaan bangsa. Istri K.H Ahmad Dahlan ini tidak pernah diam mendampingi suaminya melakukan dakwah ke pedalaman-pedalaman seputar Jawa dan Sumatera. Beliau sering memberikan motivasi kepada kaum perempuan dan santri untuk selalu mewaspadai segala bentuk penindasan dan kesewenang-wenangan pihak kolonial. Dalam dunia pendidikan, ia juga menganjurkan organisasi Muhammadiyah untuk mendirikan sekolah-sekolah umum yang tidak hanya mengajarkan soal agama tetapi juga ilmu lainnya.
4. Maria Walanda Maramis

Perempuan pemilik nama asli Maria Yosephine Maramis ini dilahirkan di Kema, Sulawesi Utara pada 1 Desember 1872. Maria banyak bergaul dengan orang terpelajar seperti para pendeta. Karena pergaulannya itu, ia memiliki pengetahuan yang luas dan bercita-cita untuk memajukan kaum perempuan Minahasa. Pernikahannya dengan Yoseph Frederick Calusung Walanda, seorang guru HIS Manado pada tahun 1890 membuka kemungkinan besar untuk mewujudkan cita-citanya. Ia berhasil mendirikan organisasi PIKAT (Percintaan Ibu kepada Anak) dibantu oleh suaminya. Tujuan organisasi ini adalah mendirikan sekolah rumah tangga untuk mendidik anak-anak perempuan yang telah lulus sekolah dasar. Meskipun banyak tantangan yang dihadapi selama membangun organisasi, Maria tidak pernah menyerah terhadap mimpinya.
Itulah beberapa perempuan Indonesia yang memiliki kontribusi besar terhadap kebangkitan bangsa. Semoga mereka bisa menginspirasi kamu untuk ikut berkontribusi terhadap kemajuan bangsa ya!
No Comment! Be the first one.