Cara atur budget keuangan untuk freelancer. Siap atau tidak, dunia pekerjaan harus dihadapi. Baik itu bekerja untuk diri sendiri maupun keluarga, semuanya memiliki tantangan tersendiri. Di era sekarang ini untuk bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan tidak harus selalu menjadi karyawan tetap sebuah perusahaan. Kamu bisa memiliki usaha sendiri atau menjadi pekerja part time yang biasa disebut sebagai freelancer.
Seorang freelancer tentu juga tidak luput dari masalah keuangan. Bahkan, yang sudah memiliki penghasilan setiap bulan pun terkadang masih sering kebablasan dan memiliki banyak utang. Lalu bagaimana nasibnya dengan kamu yang berstatus freelancer? Padahal pendapatannya pun masih belum jelas dari mana, masih bisa berubah-ubah dan terkadang tidak mendapatkan penghasilan sama sekali dalam satu bulan. Belum lagi jika kamu memiliki cicilan yang harus dibayarkan secara rutin.
Ketika penghasilan tidak menentu, namun pengeluaran sudah pasti tentu, maka disitulah tantangan bagi freelancer dalam mengelola dan membuat budget setiap bulannya. Karena itu, ada enam hal yang sebaiknya dipikirkan oleh para freelancer dalam mengelola keuangannya setiap bulan seperti berikut ini.
1. Atur anggaran berdasarkan target gajian setiap bulan

Meskipun penghasilan kamu setiap bulan tidak menentu, kamu tetap harus memiliki angka tertentu yang ditargetkan sebagai gaji bulanan. Jadi, kamu bisa memiliki cash flow untuk membayarkan berbagai pengeluaran di bulan tersebut. Target gajian tersebut bisa kamu tetapkan dari berapa biaya dasar yang diperlukan sebagai biaya hidup yang masuk kedalam kategori living. Kumpulkan seberapa besar dana yang diperlukan setiap bulannya dan pastikan supaya kamu bisa membayar berbagai pengeluaran di pos living. Inilah yang seharusnya menjadi target berapa gaji yang memang kamu perlukan setiap bulannya. Jadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk mencari penghasilan dari berbagai project yang ada.
2. Wajib memiliki dana darurat

Dana darurat bagi seorang freelancer itu sangat penting. Jumlahnya secara ideal adalah sebanyak 12 kali pengeluaran living perbulan. Jadi, jika pengeluaran living kamu adalah Rp 10 juta per bulan, maka kamu harus memiliki saldo dana darurat sebanyak Rp 120 juta. Dengan demikian kamu bisa jadi lebih tenang. Jika ada project yang pembayarannya terhambat, atau tidak memiliki project sama sekali kamu tetap masih memiliki dana darurat yang bisa dipinjam untuk berbagai pengeluaran living. Sementara pada saat project kamu kembali lancar, kamu bisa segera mengganti saldo dana darurat tersebut.
3. Manfaatkan fasilitas pemerintah dan miliki proteksi untuk diri sendiri

Sebagai proteksi, utamakan kamu memiliki proteksi kesehatan karena kamu tentu tidak memiliki perusahaan yang bisa menanggung biaya kesehatanmu dan keluarga selayaknya mereka yang bekerja secara tetap di sebuah perusahaan. Oleh karena itu, sebaiknya manfaatkan fasilitas atau program pemerintah seperti BPJS kesehatan. Jika kamu masih memiliki dana yang lebih, kamu bisa mengambil asuransi kesehatan atau asuransi jiwa sendiri. Tetapi ingat, jika penghasilanmu tidak menentu, maka ada baiknya membayar premi secara tahunan.
4. Hati-hati saat mengajukan aplikasi untuk mendapatkan pinjaman

Mengambil pinjaman tentu memiliki konsekuensi cicilan setiap bulannya. Cicilan bulanan akan lebih mudah dibayarkan bagi kamu yang memiliki penghasilan tetap. Tapi bagi kamu yang berpenghasilan tidak tetap, memiliki cicilan bulanan menjadi tantangan tersendiri. Jika kamu benar-benar harus mengambil pinjaman, pertimbangkan untuk mengambil pinjaman hanya sejumlah 20% dari rata-rata target penghasilan yang diterima setiap bulan. Kemudian akan lebih baik jika setiap ada project besar dan begitu dana tersebut masuk ke dalam rekening, lakukan pelunasan lebih cepat dari sebelumnya. Sehingga kamu akan lebih cepat terbebas dari cicilan.
5. Jangan lupa sisihkan dana untuk investasi

Meskipun status pekerjaanmu adalah seorang freelancer, bukan berarti kamu tidak perlu berinvestasi. Justru kamu harus bertanggung jawab untuk membuat dana pensiun sendiri. Kamu wajib menyusun dana pensiun agar dimasa pensiun kamu tidak pusing lagi saat membutuhkan biaya hidup. Kamu juga bisa melakukan pembelian besar di masa depan, itu sebabnya jangan lupa untuk menabung dan berinvestasi. Namun, tekniknya sedikit berbeda dengan mereka yang bekerja sebagai karyawan tetap. Pada saat kamu memiliki pemasukan, langsung alokasikan sekitar 10% dari total penghasilan saat itu untuk diinvestasikan. Memang terasa berat untuk dijalankan, tapi kamu tetap harus memiliki kedisiplinan sendiri.
6. Pertimbangkan untuk memiliki beberapa rekening terpisah

Sebagai seorang freelancer, teknik yang paling mudah dalam mengelola keuangan adalah memiliki setidaknya empat rekening. Pisahkan rekening khusus untuk menampung berbagai pembayaran dari klien yang disebut sebagai rekening penghasilan atau invoice. Kemudian, setiap bulan dari rekening tersebut alokasikan dana sebagai gaji yang masuk ke dalam rekening living, saving dan playing.
Jadi, meskipun dalam rekening penghasilan/invoice tidak stabil, kamu tetap harus menarik dana sebagai gaji bulanan agar semua pengeluaran rutin bisa terbayarkan dengan aman. Jika sampai rekening penghasilan kurang, kamu masih bisa menggunakan dana darurat untuk mensuplai rekening living. Jangan lupa juga untuk mengisi rekening saving yang bisa kamu alokasikan sebagai dana darurat, tabungan maupun investasi. Kemudian kamu juga perlu menyiapkan dana khusus dalam rekening playing untuk menikmati hasil kerja kerasmu.
Itulah lima tips mengelola keuangan bagi kamu yang berprofesi sebagai freelancer. Semoga tipsnya bermanfaat dan bisa memudahkan kamu dalam mengelola keuangan ya.
No Comment! Be the first one.