Tongue tie, atau dalam istilah medis disebut ankiloglosia, adalah kondisi bawaan lahir yang ditandai dengan adanya frenulum lingual—jaringan tipis yang menghubungkan lidah ke dasar mulut—yang lebih pendek, tebal, atau kaku dari normal. Kondisi ini dapat membatasi pergerakan lidah, terutama saat bayi menyusu.
Tongue tie umumnya ditemukan pada bayi baru lahir dan anak-anak, namun juga dapat bertahan hingga dewasa jika tidak terdeteksi. Masalah yang umum terjadi akibat tongue tie antara lain:
- Kesulitan menyusu
- Sulit makan dan menelan
- Gangguan bicara
- Masalah pertumbuhan akibat asupan ASI yang kurang
Prevalensi Tongue Tie dan Peningkatan Kasus Global
Menurut Ketua Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Naomi Esthernita F. Dewanto, Sp.A, Subsp.Neo(K), kasus tongue tie semakin meningkat secara global. Peningkatan ini terlihat di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Indonesia.
“Berdasarkan berbagai literatur, jumlah diagnosis ankiloglosia meningkat secara global,” ungkap Dr. Naomi dalam Seminar Media Daring pada Selasa, 18 Maret 2025.
Gejala Tongue Tie pada Bayi
Tongue tie hanya dianggap sebagai masalah (ankiloglosia simtomatik) jika menyebabkan gangguan menyusu yang tidak dapat diperbaiki dengan manajemen laktasi. Gejala tongue tie terbagi menjadi dua kategori:
1. Gejala Subjektif (Dialami Ibu):
- Bayi sulit melekat saat menyusu (latch-on tidak sempurna)
- Nyeri pada puting saat menyusui
- Proses menyusu berlangsung lebih lama, namun bayi tampak belum puas
- Payudara terasa tidak kosong sempurna setelah menyusui
2. Gejala Objektif (Terlihat Secara Fisik):
- Puting lecet atau gepeng setelah menyusui
- ASI tidak keluar maksimal karena pengosongan tidak efektif
- Berat badan bayi sulit naik sesuai kurva pertumbuhan
Dampak Tongue Tie terhadap Bayi dan Ibu
Jika tidak ditangani dengan tepat, tongue tie bisa mengganggu proses menyusui. Akibatnya:
- Bayi berisiko kekurangan asupan ASI
- Pertumbuhan bayi bisa terhambat
- Ibu dapat mengalami:
- Nyeri puting
- Mastitis (infeksi payudara)
- Saluran ASI tersumbat
- Produksi ASI menurun
- Frustrasi hingga berhenti menyusui lebih awal
Apakah Tongue Tie Menyebabkan Speech Delay?
Dr. Naomi menegaskan bahwa tongue tie tidak menyebabkan speech delay secara langsung. Namun, bisa memengaruhi pelafalan huruf tertentu seperti T, D, S, L, dan R, terutama pada anak-anak. Biasanya, kesulitan ini akan membaik seiring pertambahan usia dan latihan bicara.
Apakah Tongue Tie Harus Dioperasi?
Tidak semua kasus tongue tie memerlukan tindakan medis seperti frenotomi (pemotongan frenulum). Kesulitan menyusu bisa saja disebabkan faktor lain, seperti posisi menyusu yang kurang tepat.
Rekomendasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia):
- Tongue tie tidak selalu memerlukan tindakan insisi
- Jika diperlukan, tindakan seperti frenotomi harus dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten
- Konsultasi dengan dokter spesialis anak atau konselor laktasi sangat dianjurkan
No Comment! Be the first one.